Jumat, 11 April 2014

Senjata

Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata. antara lain:
  • Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.
  • Kujang: pisau khas Sunda
  • Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
  • Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
  • Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi cindai.
  • Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
  • Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
  • Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.
  • Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.
  • Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
  • Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
  • Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah berarti "penghancur lada".
  • Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
  • Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.
  • Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.
  • Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
  • Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang"

Aspek dan bentuk

Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
  1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
  2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
  3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
  4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.

Istilah dalam pencak silat

  • Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).
  • Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
  • Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat.
  • Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
  • Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
  • Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
  • Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.
  • Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.

Sabtu, 05 April 2014

prasetya pencak silat indonesia

               1. kami pesilat indonesia adlah warga negara yang bertaqwa kepada tuham yang maha esa dan berbudi perketi luhur

               2.kami pesilat indonesia adalah warga negara yang membela dan mengamalkan pancasila dan uud 1945

 
              3. kami pesilat indonesia adalah pejuang yang cinta bangsa dan tanah air indonesia

 
              4. kami pesilat indonesia adalah pejuang yang menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan indonesia

 
             5.kami pesilat indonesia adalah pejuang yang senantiasa mengejar kemajuan kepribadian indonesia

 
            6.kami pesilat indonesia ksatria yang senantiasa menegakan kebenaran,kejujuran dan keadilan

 
            7.kami pesilat indonesia adalah ksatria yang tahan uji menghadapi cobaan dan godaan                          

sejarah singkat berdirinya PSTD Pancasila



Perguruan pencak silat sempat marak di era 60-an hingga 70-an di Indonesia. Tapi belakangan ini hanya beberapa yang masih aktif. Kurangnya minat generasi muda terhadap olahraga beladiri asli Indonesia ini jadi penyebab penurunan eksistensi. Di Solo, salah satu yang masih bertahan adalah Sanggar Seni Bela Diri Pencak Silat Tenaga Dalam (PSTD) “Pancasila”, bermarkas di Jalan Tejosari No.3 Jogoprajan, Danukusuman, Solo. Perguruan anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Surakarta ini dikelola oleh Sudaryo alias Ki Anda Puja (Ki Anom Daryo Puspa Jagad), yang  sekaligus menjadi Guru Besarnya.

PSTD Pancasila merupakan turunan dari perguruan pencak silat Pusaka Pancasila, yang oleh pendirinya Bp.Gembong Suchadi dan seorang muridnya yaitu Drs. Sudarno, MS lantas diubah jadi Pendidikan Pencak Silat Pancasila Surakarta sekitar 1966/1967. Ki Anda Puja adalah siswa angkatan 1979 di perguruan tersebut. Pendiri sebelumnya Bp.Haji Jufri, pendiri perguruan pencak silat Pancasila pertama di tahun 1954. Di tahun 1956 Gembong Suchadi lantas mendirikan perkumpulan sendiri, bernama sama : Pancasila. Haji Jufri keberatan,kemudian sebagai gantinya beliau memberi nama Pusaka Pancasila.

Pencak silat PANCASILA dulunya berkembang pesat di kota solo,tepatnya di SMP N 11 Ska yg dulunya bernama SMEP 1.melalui tangan Bp.sudarno perguruan ini berkembang pesat,hingga kemudian di teruskan oleh Bp.Sudaryo dan kemudian turun ke pelatih selanjutnya yaitu Ristianto & Lukman.dan hingga kini di teruskan oleh kedua pelatihnya yaitu AGUNG & ERY.

Bersama pengurus perguruannya : Suranto (ketua), Dwi Laksono (wakil ketua), Eri Widodo (sekretaris), Parwanto (bendahara), Agung (pelatih pencak silat) dan Wahyudi (pelatih tenaga dalam), Ki Anda Puja menjadikan pendidikan pencak silat dan pengobatan tradisional sebagai kegiatan utama. Latihan rutin pencak silat dilakukan setiap Kamis di Pegadaian Gading. Sementara pengobatan tradisional dilakukan dalam 2 bentuk layanan, melalui jasa praktek, dan melalui kegiatan bhakti sosial secara berkala.

Dengan anggota aktif sebanyak 60-an orang dan ratusan alumnus di berbagai kota, PSTD Pancasila menjadi contoh kegigihan komunitas yang peduli terhadap seni beladiri asli milik bangsa dan kesehatan masyarakat.




IPSI






MAKNA LAMBANG IPSI
Warna Kuning : berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin
dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa

Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan
membentuk manusia Pancasila sejati


Sayap Garuda berwarna
Kuning berototkan merah : berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal
berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti
IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu membangun negara

Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri
kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan,
persaudaraan dan kegotong royongan

Ikatan pita berwarna merah
Putih : bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak
Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa
berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.

Gambar tangan putih
di dalam Dasar hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian
nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap.


Selasa, 01 April 2014

Sejarah perkembangan pencak silat dunia


Pen­cak silat meru­pakan warisan budaya bangsa Indone­sia yang sudah tum­buh dan berkem­bang ke manca negara. Walau sejarah tidak bisa menun­jukkan secara pasti kapan lahirnya pen­cak silat, namun pen­cak silat sudah lahir di bumi per­tiwi sejak per­ad­a­ban manu­sia. Sejak jaman pra sejarah sudah lahir  ilmu beladiri yang seder­hana guna mem­per­ta­hankan hidup dari ganas­nya alam.

Pada jaman kerajaan-kerajaan beladiri berkem­bang seba­gai alat berkuasa, baik mem­per­ta­hankan ker­a­jaan­nya maupun untuk meny­erang lawan. Tahun 1019–1041 isti­lah pen­cak silat mulai muncul sejak ker­a­jaan Kahuri­pan den­gan nama “Eh Hok Hik”. Pada jaman pen­ja­ja­han peran pen­cak silat san­gat besar dalam mem­bantu per­ta­hanan negara untuk men­gusir pen­ja­jah.

Seni bela diri ini secara luas dike­nal di Indone­sia, Malaysia, Brunei, dan Sin­ga­pura, Fil­ip­ina sela­tan, dan Thai­land sela­tan sesuai den­gan penye­baran suku bangsa Melayu Nusan­tara. Berkat per­anan para pelatih asal Indone­sia, kini Viet­nam juga telah memi­liki pesilat-pesilat yang tang­guh. Induk organ­isasi pen­cak silat di Indone­sia adalah Ikatan Pen­cak Silat Indone­sia (IPSI). Organ­isasi yang mewadahi federasi-federasi pen­cak silat di berba­gai negara adalah Perseku­tuan Pen­cak Silat Antara Bangsa (Per­si­lat), yang diben­tuk oleh Indone­sia, Sin­ga­pura, Malaysia dan Brunei Darus­salam.

Pen­cak silat adalah olahraga bela diri yang memer­lukan banyak konsentrasi.Ada pen­garuh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pen­cak silat.Biasanya setiap daerah di Indone­sia mem­pun­yai ali­ran pen­cak silat yang khas. Mis­al­nya, daerah Jawa Barat terke­nal den­gan ali­ran Cimande dan Cika­long, di Jawa Ten­gah ada ali­ran Mer­pati Putih dan di Jawa Timur ada ali­ran Peri­sai Diri.Setiap empat tahun di Indone­sia ada per­tandin­gan pen­cak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pen­cak silat juga diper­tand­ingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indone­sia juga ada banyak pengge­mar pen­cak silat seperti di Aus­tralia, Belanda, Jer­man, dan Amerika.

Di tingkat nasional olahraga melalui per­mainan dan olahraga pen­cak silat men­jadi salah satu alat pem­er­satu nusan­tara, bahkan untuk meng­harumkan nama bangsa, dan men­jadi iden­ti­tas bangsa.Olahraga pen­cak silat sudah diper­tand­ingkan di skala inter­na­sional. Di Indone­sia banyak sekali aliran-aliran dalam pen­cak silat, den­gan banyaknya ali­ran ini menun­jukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indone­sia den­gan nilai-nilai yang ada didalam­nya.

Per­tum­buhan dan perkem­ban­gan pen­cak silat pada jaman kemerdekaan amat pesat, den­gan ter­ben­tuknya wadah organ­isasi Ikatan Pen­cak Silat Indone­sia (IPSI) tahun 1948. Pada tang­gal 11 Maret 1980 IPSI didukung tiga negara Malaysia, Sin­ga­pura, dan Brunai Darusalam mem­ben­tuk Fed­erasi Pen­cak Silat Inter­na­sional dise­but PERSILAT (Perseku­tuan Pen­cak Silat Antara Bangsa), dan tahun 1987 untuk per­tama kali pen­cak silat secara resmi masuk Sea Games XIV. Keber­hasi­lan pen­cak silat men­jadi cabang olahraga di Sea Games, memacu PB IPSI untuk melakukan eksi­bisi di Asian Games XIV Busan Korea Sela­tan. Tidak hanya berhenti dis­itu saja pen­cak silat telah men­gadakan Kejuaraan Dunia ke-11 kali, dan perkem­ban­gan ter­akhir anggota PERSILAT men­ca­pai 46 negara yang terse­bar di benua Asia, Eropa, Aus­tralia, Amerika, dan Amerika.